Jelajah
IMG-LOGO

Pupuk Organik Cair : Tips Ajaib Penyubur Tanaman

Create By 01 August 2024 88 Views

Kabupaten Magelang memiliki potensi alam yang berlimpah, hal ini berhasil dimanfaatkan masyarakat menjadi lahan pertanian. Pertanian dengan berbagai komoditas menjadi ladang penghasilan seperti yang ada di Desa Pringombo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Para petani tentu membutuhkan pupuk untuk mengolah beragam lahan pertanian dan perkebunan.

Namun, Pada tahun 2020 Indonesia mengalami kelangkaan pupuk terutama pupuk bersubsidi yang berdampak buruk pada pertanian, hal ini diungkapkan oleh petani Kopi dan Cengkeh bernama Maryadi.

“Karena dulu kelangkaan pupuk subsidi, saya gapunya kartu tani, saya mau beli pupuk di pertanian yang harusnya membawa kartu tani. Saya gaboleh beli itu. Walaupun saya mau bayar 2 kali lipat gabisa dapat pupuk sama sekali buat bawa pulang”. Ujar beliau ketika diwawancari oleh Kelompok KKN Universitas Tidar 2024. Sejak saat itu, beliau secara inisiatif membuat pupuk berbahan organik yang dikenal dengan Pupuk Organik Cair.

Pupuk Organik Cair merupakan jenis pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik melalui proses fermentasi atau ekstraksi sehingga menghasilkan larutan nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman. Penggunaan pupuk ini semakin populer karena berbagai manfaat yang ditawarkannya seperti meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki struktur tanah hingga mempercepat pertumbuhan tanaman dengan menyediakan nutrisi yang dapat langsung digunakan oleh tanaman untuk pembentukan daun, batang, dan akar.

“Pupuk buatan saya ini mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium atau NPK. Kandungan nitrogen diambil dari bahan baku dedaunan yang berbentuk jari seperti daun lamtoro. Kandungan fosfor diambil dari bahan baku bonggol pisang yang memiliki banyak akar. Kandungan kalium diambil dari sisa-sisa buah yang ada di sekitar kampung. Selanjutnya, terdapat bahan baku tambahan berupa cangkang atau kulit telur berfungsi sebagai kalsium. Terakhir, bakteri diperoleh dari mol mikro, garani (organ), dan organi lokal (organ lokal). Setelah di campurkan semua bahan, proses minimal menjadi pupuk membutuhkan empat belas hari dan bahkan bisa lebih dari itu apabila ingin digunakan”, Jelas Pak Maryadi mengenai proses pengolahan Pupuk Organik Cair miliknya.

Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan penggunaan pupuk tersebut yang digunakan 1-2 minggu sekali dengan cara disemprot ke daun tanaman atau disiram ke sekitar akar tanaman. Penggunaan rutin Pupuk Organik Cair juga dapat meningkatkan hasil panen dari segi ukuran, berat, maupun rasa, serta membuat tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Keuntungan lain dari pupuk ini adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena terbuat dari bahan alami tanpa bahan kimia sehingga bisa mengurangi biaya produksi.

Meskipun begitu, terdapat beberapa rintangan yang beliau hadapi sebagai seorang petani yang memiliki pupuk sendiri yakni keterbatasan akses untuk bisa menguji kelayakan pupuk miliknya. Sampai saat ini pupuk tersebut masih dikonsumsi dengan lingkup masyarakat yang kecil, Pak Maryadi tidak ingin mengambil resiko dengan memperjualbelikan pupuknya secara luas karena belum bisa mendapatkan hasil uji kelayakan dari Dinas Pertanian dan Pangan.

Terakhir, Bapak Maryadi memiliki harapan bahwa Pupuk Organik Cair dapat mengembalikan tanah tandus menjadi tanah normal yang tidak mengandung bahan kimia. Sehingga, pengolahan tanah dapat dimaksimalkan yang nantinya diaplikasikan untuk menanam di lahan pertanian. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diyakini oleh sebagian besar petani bahwa sebenarnya dari aalam akan kembali ke alam juga.